MK/Semester/Thn : Metode Penelitian/V/2012
METODE PENELITIAN
EKSPERIMEN
KELOMPOK
II
YUSRIANI :
210240032
NURMANTIKA : 210240028
DARMAWAN :
210240034
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2012/2013
BAB I
PENDAHULAUAN
I.1 Latar
Belakang
Seorang
peneliti pada prakteknya di lapangan akan memilih salah satu
metode yang dipandang paling cocok untuk penelitiannya, yaitu yang sesuai
dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan masalah yang akan dipecahkan
(efektivitas). Pertimbangan lainnya adalah masalah efesiensi, yaitu seorang
peneliti harus memperhatikan keterbatasan dana, tenaga, waktu dan kemampuan.
Dengan demikian metode penelitian yang dapat menghasilkan informasi yang
lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat, sehingga dapat menghemat biaya,
tenaga dan waktu.
Salah
satu metode penelitian adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian
eksperimen merupakan suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan
(experiment) yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul,
sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut. Ciri khusus dari penelitian ini adalah
adanya percobaan atau trial atau intervensi. Percobaan itu berupa perlakuan
atau intervensi terhadap suatu variabel. Dari perlakuan tersebut diharapkan
terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variabel yang lain.
Oleh
karena itu penting kiranya untuk dibahas salah satu metode penelitian, yaitu
metode penelitian eksperimen. Dengan dibahasnya metode penelitian eksperimen
ini dalam bentuk makalah dapat memberikan gambaran secara umum tentang metode
penelitian eksperimen tersebut.
I.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan atas
uraian latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :
I.2.1 Apa pengertian penelitian eksperimen?
I.2.2 Bagimana karakteristik penelitian
eksperimen?
I.2.3 Apa saja langkah-langkah penelitian
eksperimen?
I.2.4 Bagaimana
validitas hasil penelitian eksperimen?
I.2.6 Aplikasi
penelitian eksperimen dalam kesehatan?
I.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
I.3.1
Mengetahui
pengertian penelitian eksperimen.
I.3.2
Mengetahui
karakteristik penelitian eksperimen.
I.3.3
Mengetahui
langkah-langkah penelitian eksperimen.
I.3.4 Mengetahui validitas hasil penelitian eksperimen.
I.3.5 Mengetahui macam-macam bentuk
desain eksperimen.
I.3.6 Mengetahui macam-macam bentuk design penelitian eksperimen.
I.4 Manfaat
Manfaat
yang ingin dicapai dari penulisan makah ini adalah sebagai bahan
pembelajaran bagi penulis mengenai penelitian eksperimen dan juga sebagai bahan
mahasiswa dalam mempelajari metode penelitian
yang nantinya di aplikasikan dalam penelitian eksperimen dalam kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian
Eksperimen
adalah bentuk khusus investigasi yang digunakan untuk menentukan
variabel-variabel apa sajakah, serta bagaimana bentuk hubungan antara satu
dengan yang lainnya. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain.
Contohnya dalam bidang fisika penelitian-penelitian dapat menggunakan desain
eksperimen karena variabel-variabel dapat di pilih dan variable lain
dapat mempengaruhi proses eksperimen dan dapat dikontrol secara tepat, adapun
contohnya dalam bidang fisika mencari pengaruh panas terhadap muai panjang
suatu benda. Dalam hal ini variasi panas dan muai panjang dapat di ukur secara
teliti, dan penelitian dilakukan dilaboratorium, sehingga pengaruh-pengaruh
variable lain dari luar dapat di kontrol. Sedangkan dalam penelitian sosial
khususnya pendidikan, desain eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan
sulit mendapatkan hasil yang akurat, karna banyak variable luar yang
berpengaruh dan sulit mengontrolnya adapun contohnya mencari pengaruh metode
kontekstual terhadap kecepatan pemahaman siswa dalam pelajaran matematika, atau
pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa.
Metode
penelitian experimen banyak digunakan dalam penelitian yang bersifat
labora-toris dan kini dapat digunakan untuk penelitian sosial. Meskipun demikian
penggunaan metode ini akan menjadi sangat rumit mengingat objek yang diteliti
menyangkut interaksi manusia dengan lingkungan atau antar manusia itu sendiri.
II.2 Karakteristik
1.
Manipulasi, dimana
peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk menjadi sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai
sebagai pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh
perlakuan/manipulasi dengan yang tidak memperoleh perlakuan/manipulasi.
2.
Pengendalian, dimana
peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami kesamaan sesuai dengan
keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke dalam variabel atau
membuang faktor lain yang tidak diinginkan peneliti dari variabel.
3.
Pengamatan, dimana
peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk mengetahui apakah ada
pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya terhadap variabel
lain (terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukannya.
II.3 Langkah-Langkah
Penelitian Eksperimen
Pada
umumnya, penelitian eksperimental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
seperti berikut, yaitu:
- Melakukan
kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
- Mengidentifikasi
dan mendefinisikan masalah.
- Melakukan
studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan
hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi
operasional dan definisi istilah.
- Membuat
rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a. mengidentifikasi variabel luar yang
tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
b. Menentukan cara mengontrol.
c. memilih rancangan penelitian yang tepat.
d. menentukan populasi, memilih sampel
(contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian.
e. membagi subjek dalam kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen.
f. membuat instrumen, memvalidasi
instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang
memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
g. mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan
hipotesis.
5. Melaksanakan eksperimen.
6. Mengumpulkan data kasar dan proses
eksperimen.
7. Mengorganisasikan dan
mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabel yang telah ditentukan.
8. Menganalisis data dan melakukan tes
signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap
signifikasi hasilnya.
9. Menginterpretasikan basil, perumusan
kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.
II.4 Validitas Hasil Eksperimen
Suatu
eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh
variabel bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut dapat
digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental (Emzir:2009)
Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni faktor internal dan
eksternal.
1.Validitas
Internal
Validitas
ini mengacu pada kondisi bahwa perbedaan yang diamati pada variabel bebas
adalah suatu hasil langsung dari variabel bebas
yang dimanipulasi dan bukan dari variabel lain. Campbel dan Stanley (dalam
Gay:1981) sebagaimana dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi delapan ancaman
utama terhadap validitas internal, antara lain:
·
Historis, dimana
munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari perlakuan dalam eksperimen yang
dilakukan, tetapi mempengaruhi model, karakter, dan penampilan variabel bebas.
·
Maturasi, dimana
terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau obyek yang diteliti yang
mungkin muncul selama suatu periode tertentu yang mempengaruhi proses
pengukuran dalam penelitian.
·
Testing, dimana sering
terjadi ketidak efektifan suatu penelitian yang menggunakan metode test karena
suatu kegiatan test yang dilakukan dengan menggunakan pra test dan post test,
apalagi dengan rentang waktu yang cukup panjang, dan terkadang nilai pra test
dan post test yang sama.
·
Instrumentasi,
instrumentasi sering muncul karena kurang konsistensinya instrumen pengukuran
yang mungkin menghasilkan penilaian performansi yang tidak valid. Dimana jika
dua test berbeda digunakan untuk pratest dan postest, dan test-test tersebut
tidak sama tingkat kesulitannya, maka instrumentasi dapat muncul.
·
Regresi Statistik,
dimana regresi statistik ini sering muncul bila subyek dipilih berdasarkan skor
ekstrem dan mengacu pada kecenderungan subyektif yang memiliki skor yang paling
tinggi pada pratest ke skor yang lebih rendah pada postes, begitupun
sebaliknya.
·
Seleksi subyek yang
berbeda, dimana biasanya muncul bila kelompok yang ada digunakan dan mengacu
pada fakta bahwa kelompok tersebut mungkin berbeda sebelum kegiatan penelitian
dimulai.
·
Mortalitas, dimana
sering terjadi bahwa subyek yang terkadang drop out dari lingkup penelitian dan
memiliki karakteristik kuat yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
2.Validitas Eksternal
Validitas ini mengacu pada kemampuan
generalisasi suatu penelitian. Dimana dibutuhkan kemampuan suatu sampel
populasi yang benar-benar bisa digeneralisasikan ke populasi yang lain pada waktu
dan kondisi yang lain.
Campbell dan Stanley dalam Gay (1981) yang dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi beberapa ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya:
Campbell dan Stanley dalam Gay (1981) yang dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi beberapa ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya:
·
Interaksi
Prates-Perlakuan, dimana biasanya sering muncul bila respons subjek berbeda pada
setiap perlakuan karena mengikuti prates.
·
Interaksi
Seleksi-Perlakuan, dimana akibat yang muncul bila subjek tidak dipilih secara
acak sehingga seleksi subjek yang berbeda diasosiasikan dengan ketidakvalidan
internal.
·
Spesifisitas Variabel,
adalah suatu ancaman terhadap yang tidak mengindahkan generalisabilitas dari
desain eksperimental yang digunakan.
·
Pengaturan Reaktif,
mengacu pada faktor-faktor yang diasosiasikan dengan cara bagaimana penelitian
dilakukan dan perasaan serta sikap subjek yang dilibatkan.
·
Interferensi Perlakuan
Jamak, biasanya sering muncul bila subjek yang sama menerima lebih dari satu
perlakuan dalam pergantian.
·
Kontaminasi dan Bias
Pelaku Eksperimen, sering muncul bila keakraban subjek dan peneliti
mempengaruhi hasil penelitian
II.5 Bentuk-Bentuk
Desain Experimen
Apabila
seorang peneliti menggunakan rancangan penelitian eksperimen, maka peneliti
akan sangat bergantung oleh kondisi saat observasi dilakukan. Peneliti harus
melakukan kendali terhadap kemungkinan adanya kontaminasi hubungan diantara
variabel-variabel independen dan variabel dependen. Berikut ini akan dijelaskan
bentuk-bentuk desain eksperimental.
II.5.1 Pre Eksperimental
Pre-Eksperimental
designs (nondesigns) belum merupakan eksperimen sesungguhnya karena masih terdapat
variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.
Bentuk Pre-Eksperimental Designs (nondesigns) ada beberapa macam yaitu:
A. Posttest Only Design
Paradigma dalam penelitian eksperimen model
ini dapat di gambarkan sebagai berikut:
X = Treatment yang
diberikan
X 0
|
0 = Observasi
(Variabel dependen)
Adapun
cara membaca paradigma diatas adalah sebagai berikut terdapat suatu kelompok
diberi treatmen atau perlakuan dan selanjutnya di observasi hasilnya.
Contoh:
Pengaruh
diklat (X) terhadap prestasi kerja karyawan (0).
Sesuai dengan paradigma maka:
“terdapat kelompok pegawai yang diberi diklat, kemudian setelah selesai dan
bekerja beberapa bulan diukur prestasi kerjanya”.
Bila
dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradigma ini terdapat pretest sebelum
diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan.
01 X 02
|
02 = Posttest (setelah diberi diklat)
Jadi
dalam One-Group Pretest-Posttest ini diberikan test terlebih dahulu sebelum
diberikan diklat, kemudian setelah diberikan diklat diberikan test kembali,
sehingga pengaruhnya jelas antara sebelum diklat dan setelah diklat.
C. Intact-Group Comparison
Terdapat
satu kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi menjadi dua, yaitu
setengah kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah kelompok
untuk kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
X 01
02
|
O2=
Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
Contoh:
Terdapat
sekelompok siswa dalam sebuah sekolah, setengah siswa menggunakan media dalam
proses pembelajaran (O1), dan setengahnya lagi tidak memakai media
dalam proses pembelajaran (O2). Setelah beberapa bulan kemudian
diukur prestasinya, kelompok siswa yang mana yang prestasinya lebih bagus
apakah yang menggunakan media atau yang tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran.
Jadi pengaruh media terhadap prestasi belajar adalah (O1-O2).
II.5.2 True Experimental
Dikatakan
true experimental (eksperimen yang sungguhan), karena dalam desain ini, peneliti
dapat mengontrol semua variabel luar yang kemungkinan dapat mempengaruhi
jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan
rancangan penelitian) dapat menjadi lebih baik. Ciri utama dari true
experimental adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai
kelompok kontrol diambil secara random atau acak dari sebuah populasi. Jadi
cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random.
Ada
tiga bentuk true experimental design,
yaitu :
A. Pretest-posttest with control group design.
Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian di beri
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok
eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2
– O1) – (O4 – O3).
B. Randomized Salomon Four Group
Dalam desain
ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok
diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan
satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat
kelompok ini diberi posttest.Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat
kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok
tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest
diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.
C. Posttest Only Control Group Design
Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing di pilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok
yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi
(treatment) adalah (O1 : O2). Dalam penelitian yang
sesungguhnya pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik
t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh
secara signifikan.
Contoh:
Terdapat
dua kelompok siswa yang dipilih secara random dalam sebuah sekolah. Kelompok
pertama diberikan perlakuan, yaitu kelompok pertama menerima pelajaran di kelas
yang berisi AC, dan kelompok yang lain tidak. Kemudian dibandingkan perbedaan
pretasi antara siswa yang menerima pelajaran di ruang ber-AC dengan siswa yang
menerima pelajaran di ruangan yang tidak ber-AC. Apabila terdapat perbedaan
prestasi yang sangat signifikan maka ruangan ber-AC sangat memberikan pengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.
II.5.3 Quasi Experimental
Merupakan
pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dua bentuk
eksperimen ini yaitu:
A.
Time Series Design
01 02 03
04 X 05
06 07 08
|
Dalam
desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara
random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali
dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok
sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata
nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak
menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat
diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian
ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok
kontrol.
Hasil
pre test yang baik adalah O1=O2=O3=O4 dan
hasil perlakuan yang baik adalah O5=O6=O7=O8.
B.
Control Time Series Design
Pada dasarnya
rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya saja menggunakan kelompok
pembanding (kontrol). Bentuk Rancangan ini sebagai berikut :
01 02 03 X 04
05 06 07
01 02 03 X 04
05 06 07
|
Kel.Eksperimen
Kel.Kontrol
C. Non Equivalent control group
Posttest Perlakuan Pretest
01 X 02
03 04
|
Kel.Kontrol
Desain
ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain
ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol
dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui
random. Dua kelompok yang ada diberi pretest, kemudian diberikan perlakuan, dan
terakhir diberikan postest.
Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mencari
pengaruh adanya tambahan bumbu pada sekelompok makanan terhadap nilai
penjualan. Dalam desain penelitian dipilih satu kelompok jenis makanan, yang
separuh diberi perlakuan dengan ditambah
bumbu tertentu dan yang separuh tidak. O1 dan O3 merupakan nilai penjualan makanan
setelah ditambah bumbu. O4 nilai penjualan makanan yang tidak diberi tambahan
bumbu.
D. Separate Sample
Pretest Posttest
Pengukuran
pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara acak dari
populasi tertentu.Kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh
populasi tersebut. Selanjutnya dilakukan posttest pada kelompok sampel lain,
yang juga dipilih secara acak dari populasi yang sama. Rancangan ini sangat
baik untuk menghindari pengaruh atau efek dari “pretest”, meskipun tidak dapat
mengontrol “sejarah, maturitas, dan instrumen”. Rancangan ini dapat
diilustrasikan sebagai berikut :
Pretest Perlakuan Posttest
01 X
X 02
|
Kel.Kontrol
II.6 Aplikasi
Penelitian Eksperimen Dalam Kesehatan
Penerapan penelitian
eksperimen dalam kesehatan disebut penelitian intervensi dan penelitian klinis yang
biasanya digunakan dikalangan medis, sedangkan penelitian intervensi atau
penelitian operasional digunakan dalam bidang kesehatan masyarakat, pada
penelitian intervensi perlakuan diberikan dalam wujud paket yang
dikenakan pada secara kolektif dalam komunitas, sedangkan efek perlakuan
diamati dengan menggunakan satuan analisis individual maupun kelompok. Pada
dasarnya ada dua tipe penelitian intervensi, yakni intervensi di bidang
preventif dan penelitian intervensi di bidang kuratif :
a.
Penelitian Intervensi Preventif
Penelitian ini mencoba mempelajari faktor-faktor resiko dengan kejadian
suatu penyakit dengan memberikan perlakuan atau manipulasi terhadap faktor
risiko tersebut pada subjek. Walau efek perlakuan yang diberikan secara
kolektif pada individu dalam masyarakat tersebut dapat diamati dengan
pendekatan individual, tetapi pengamatan tersebut lebih sering dilakukan dengan
pendekatan kelompok.
b.
Penelitian Intervensi Kuratif
Penelitian eksperimental/intervensi ini mencoba memberikan perlakuan
terhadap perkembangan suatu penyakit. Dengan kata lain, penelitian ini akan
mengungkapkan apakah riwayat alamiah penyakit dapat dimanipulasi secara
spesifik. Perlakuan dalam penelitian ini adalah berupa pemberian
penatalaksanaan tindakan kuratif kepada masyarakat untuk menanggulangi penyakit
endemi masyarakat. Perlakuan bisa berupa
penyuluhan kepada masyarakat dalammengahadapi penyakitdan dapat dalam bentuk
pengobatan masssal.
BAB III
SIMPULAN
Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Metode
penelitian eksperimen memiliki karakteristik diantaranya adalah Manipulasi,pengendalian
dan pengamatan.
Bentuk desain metode penelitian experimen adalah Pre
Experimental, True Experimental, dan Quasi
Experimental. Penerapan penelitian eksperimen dalam bidang
kesehatan
masyarakat
disebut
penelitian intervensi atau penelitian
operasional.
DAFTAR PUSTAKA
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif
dan Kualitatif. Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Notoatmodjo,Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.
Sugiyono.
2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.
factorial design
BalasHapus