Selasa, 19 Mei 2015

Bangkitlah Negeriku, Bangkitlah anak di Balik Gunung dengan Cahayamu

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan Pendidikan tidak akan ada habisnya. dengan pendidikan kita mampu melihat cahaya masa depan yang luar biasa, dengan pendidikan kita mampu melihat indahnya dunia.
Bagaimana dengan pendidikan ?
Indonesai saat ini tengah menghadapi yang namanya Bonus “Demografi”, yang mana usia produktif atau usia kerja lebih besar jumlahnya. Bonus demografi ini ibarat pedang bermata dua. Satu sisi adalah berkah jika berhasil memanfaatkannya. Satu sisi yang lain adalah bencana seandainya kualitas sumber daya manusia tidak dipersiapkan.
Nah!!! Untuk membangun sumber daya manusia berkualitas yang akan menjadi daya saing sebuah bangsa salah satunya dengan memperbaiki pendidikan. Namun tahukah anda bahwa di sebelah selatan Pulau Sulawesi terdapat sebuah desa yang bernama Desa Cenrana di Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan.


Ada sebuah dusun yang disebut Dusun Bukkere, Waktu saya melaksanakan kegiatan KKN  (Kuliah Kerja Nyata) saya bersama dengan teman kelompok saya mengunjungi dusun tersebut, Sungguh Subahanallah bagaikan ikut dalam game Fear Factor akibat 12 km dilalui dengan jalan kaki melewati gunung yang tinggi, kerikil, sungai, pinggiran jurang, melewati tebing, serta jalan di tengah-tengah dinding tanah yang tingginya +/- 1 meter.


Untuk sampai disana kita harus menempuh perjalanan kaki sekitar 10 jam. Sampai disana kami disambut puluhan anak-anak yang sedang belajar di sebuah kolom rumah, uniknya mereka berseragam layaknya seragam anak sekolah pada umumnya, rapi dan begitu bersemangat. Hanya ada satu guru yang mengajar namun semangat mereka sungguh luar biasa. Jangankan tahu menggunakan komputer, mengenal komputer saja mereka tak tahu. Namun satu hal yang membuat kami bangga, karena semangat mereka dan rasa ingin tahu mereka yang besar saat kami diberi kesempatan untuk memperkenalkan mereka dengan teknologi komputer.


Meskipun hanya dua hari kami bisa bersama dengan mereka, tapi banyak sekali yang bisa kami bagi dengan mereka, dan memperkenalkan mereka dengan dunia luar yang sangat indah.
Inilah potret pendidikan di negeri kita yang masih jauh dalam kata merata, di balik gemerlap perkotaan ada sebuah cahaya di balik gunung yaitu cahaya anak-anak yang sedang berjuang mengecam pendidikan di bawah kolom rumah.


Kualitas pendidikan kita sudah sangat baik, namun yang masalah adalah pemerataan terhadap kualitas, akses, jumlah pendidikan dan kualitas pendidiknya. Kita akan menemukan banyak sekali guru dalam satu sekolah di perkotaan, tapi itu tidak berlaku di daerah tertinggal, terkadang satu guru harus membawakan lebih dari 3 mata pelajaran, terkadang pula mereka pergi sekolah namun anak-anak tidak memperoleh pendidikan.
Satu hal yang harus kita renungkan bahwa, kita percaya janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah janji kita semua. Dimana pendidikan adalah satu gerakan bangsa dan bukan semata tugas pemerintah. Untuk itu marilah kita bersama-sama turut mencerdaskan kehidupan bangs, peduli terhadap penididikan disekitar kitas, meskipun kita hanya seorang mahasiswa.
Jika kita tak mampu melakukan hal di atas, cukup pedulilah terhadap kualitas pendidikan diri sendiri, dengan cara belajar dengan giat, beretika baik, jujur, berakhlak mulia dan jagalah kesehatan diri dengan baik.
Sejatinya, perubahan tidak bisa dilakukan dalam sekejap, maka dari itu pembenahan kualitas manusia harus dimulai dari sekarang, dan semoga anak-anak yang berada di pelosok desa dan daerah tertinggal dapat segera dijabah!.
Bangkitlah Bangsaku, Bangkitlah Pendidikan di Bumi Pertiwi!
“Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, tut wuri handayani”

            Di depan (guru) memberi contoh, di tengah (guru) memberi semangat, di belakang (guru) memberi dorongan. Ki Hajar Dewantara