Selasa, 25 Maret 2014

Si Cerdas L...Uppsss Cool

Hmmmmmm......Huaaa...
Hay Guys, First Time Aku bakal sedikit nyinggung Satu Karakter yang Menurut aku, Keren Bangeettttt..Udah Lama sich Kagum Sama Karakterx, Cuman baru sempat Share ke sini...
So.... This Is him

Si L Lawliet ini merupakan detektif terbaik di dunia dalam seriel Death Note (anime dan manga yang terkenal dengan deathnote, alias buku kematian dari shinigami (dewa kematian) yang warnanya hitam),  karakterx tuh Unik Banget, Dari style berpakaiannya saja sudah unik. dia hanya pakai baju lengan panjang berwarna putih dengan celana jeans. Cara duduknya juga unik, Sebenarnya sich bukan duduk tapi seperti berjongkok dimana pun dia berada.


si L ini suka banget makanan yang manis,...Kaya Permen, Coklat..
hmmm..Pokokx yg manis manis kyak aku (UUpss Narsiz Keleezz).
Kalau liat gambarnya, dia kurus, tapi padahal makanan utamanya adalah manis-manis things (?). Mau tahu jawabannya? Ini dia kata L, "If you use your head, you won't get fat even if you eat sweets", kata tokoh ini pada misa di salah satu cuplikan adegan death note the movie. Yaa, benar sekali apa yang dia bilang. sebanyak apapun kita makan, kalau kita menggunakan otak kita untuk mau berpikir, passti akan terbakar deh semua asupan yang makan dan menjadi energi untuk kita berpikir.

Uppsss Lebih Keren Lagi kalau liat Langsung Filmnya dari Seri 1 Death NoteDeath Note: The Last Name, dan Death Note: L Change The World.
Okkkk.....Selamat Menonton dan Cukup Dulu Yah Postingan tentang L......Bye

DETEKSI DINI KOMPLIKASI PADA MASA NIFAS

BAB II
PEMBAHASAN

A.    MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI
1.      Mastitis
a.      Definisi
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mammae terutama pada primipara. Tanda-tanda adanya infeksi adalah rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita merasa lesu dan tidak ada nafsu makan. Penyebab infeksi adalah staphilococcus aureus. Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan bisa terjadi abses.

b.      Penyebab
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Penyebab yang lain adalah :
1)      Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.
2)       Bra yang terlalu ketat.
3)      Puting susu lecet yang menyebabkan infeksi.
4)      Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi anemia.

c.       Gejala
1)      Bengkak dan nyeri.
2)      Payudara tampak merah pada keseluruhan atau di tempat tertentu.
3)      Payudara terasa keras dan berbenjol-benjol.
4)      Ada demam dan rasa sakit umum.

d.      Berdasarkan tempatnya infeksi dibedakan menjadi :
1)       Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mamae.
2)      Mastitis ditengah-tengah mammae yang menyebabkan abses ditempat itu.
3)      Mastitis pada jaringan dibawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses antara mammae dan otot-otot dibawahnya.

e.       Pencegahan
Perawatan putting susu pada laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan putting susu dengan minyak baby oil sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering. Selain itu juga memberi pertolongan kepada ibu menyusui bayinya harus bebas infeksi dengan stafilococus. Bila ada luka atau retak pada putting sebaiknya bayi jangan menyusu pada mammae yang bersangkutan, dan air susu dapat dikeluarkan dengan pijitan.

f.       Pengobatan
Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi dihentikan dan diberikan pengobatan sebagai berikut :
1)      Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
2)      Sangga payudara
3)      Kompres dingin
4)      Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
5)      Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan
Bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan sayatan sedikit mungkin pada abses, dan nanah dikeluarkan sesudah itu dipasang pipa ketengah abses, agar nanah bisa keluar.

g.      Penangan Dan Peran Bidan
1)      Payudara dikompres dengan air hangat.
2)      Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetika.
3)      Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.
4)      Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan.
5)      Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya
6)      Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup.
7)      Konseling suportif
8)      Pengeluaran Asi Dengan Efektif

2.      Bendungan ASI
a.      Definisi
Bendungan ASI terjadi karena hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara. Kejadian ini timbul karena produksi yang berlebihan, sementara kebutuhan bayi pada hari pertama lahir masih sedikit.

b.      Patologi
Faktor predisposisi terjadinya bendungan ASI antara lain :
1)      Faktor hormon
2)      Hisapan bayi
3)      Pengosongan payudara
4)      Cara menyusui
5)      Faktor gizi dan kelainan pada puting susu
c.       Patofisiologi
1)      Gejala yang biasa terjadi lain payudara penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan.
2)      ASI biasanya mengalir tidak lancar, namun ada pula payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri, puting susu teregang menjadi rata.
3)      ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam.

d.      Penatalaksanaan dan Peran Bidan
1)      Upaya pencegahan untuk bendungan ASI adalah :
a)      Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit) setelah dilahirkan.
b)      Susui bayi tanpa jadwal atau ondemand.
c)      Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi kebutuhan bayi.
d)     Perawatan payudara pasca persalinan
2)      Upaya pengobatan untuk bendungan ASI adalah :
a)      Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek.
b)      Keluarkan sedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan dihisap oleh bayi.
c)      Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI.
d)     Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin.
e)      Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari putin kearah korpus.
  
3.      Abses Payudara
a.       Definisi
Abses payudara berbeda dengan mastitisAbses payudara terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga memper berat infeksi.

b.      Gejala
1)      Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah.
2)      Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah.
3)      Benjolan terasa lunak karena berisi nanah.
4)      Payudara yang tegang dan padat kemerahan.
5)      Pembengkakan dengan adanya fluktuasi.
6)      Adanya pus/nanah.

c.       Penanganan dan Peran Bidan
1)      Teknik menyusui yang benar.
2)      Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.
3)      Meskipun dalam keadaan mastitis, harus sering  menyusui  bayinya.
4)      Mulailah menyusui pada payudara yang sehat.
5)      Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi ASI harus tetap dikeluarkan.
6)      Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah, berikan antibiotik.
7)      Rujuk apabila keadaan tidak membaik.

4.      Saluran Susu Tersumbat
Saluran tersumbat hampir selalu dapat terselesaikan tanpa pengobatan khusus antara 24 hingga 48 jam setelah terjadi. Selama sumbatan itu masih ada, bayi mungkin saja rewel ketika menyusu di payudara tersebut karena aliran ASI akan lebih lambat dari biasanya. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya tekanan dari benjolan yang menekan saluran lain. Saluran tersumbat dapat diatasi lebih cepat jika :
a.       Teruskan menyusui pada payudara yang sakit, dan kosongkan payudara dengan lebih baik. 

5.      Putting Susu Lecet
Sebanyak 57% ibu menyusui dilaporkan pernah menderita kelecetan pada putting.
a.      Penyebab
1)      Kesalahan dalam teknik menyusui.
2)      Monoliasis pada mulut bayi yang menular pada putting susu ibu.
3)      Akibat dari pemakaian sabun, alcohol, krim, atau zat iritan lainnya untuk mencuci putting susu.
4)      Bayi dengan tali lidah yang pendek (frenulum lingual), sehingga menyebabkan bayi sulit menghisap sampai ke kalang payudara dan isapan hanya pada putting susu saja.
5)      Rasa nyeri juga dapat timbul apabila ibu menghentikan menyusui dengan kurang berhati – hati.

b.      Penatalaksanaan
1)      Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada puting yang normal yang lecetnya lebih sedikit. Untuk menmghindari tekanan lokal pada puting maka posisi menyusu harus sering diubah, untuk puting yang sakit dianjurkan mengurangi frekuensi dan lamanya menyusui.
2)      Setiap kali selesai menyusui bekas ASI tidak perlu dibersihkan, tetapi diangin-anginkan sebentar agar melembutkan puting sekaligus sebagai anti-infeksi.
3)      Jangan menggunakan sabun, alkohol, atau zat iritan lainnya untuk membersihkan payudara.
4)      Pada puting susu bisa dibubuhkan minyak lanolin atau minyak kelapa yang telah dimasak terlebih dahulu.
5)      Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam), sehingga payudara tidak sampai terlalu penuh dan bayi tidak begitu lapar juga tidak menyusu terlalu rakus.
6)      Periksakanlah apakah bayi tidak menderita moniliasis yang dapat menyebabkan lecet pada puting susu ibu. Jika ditemukan gejala moniliasis dapat diberikan nistatin.

c.       Pencegahan
1)      Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alcohol, krim, atau zat-zat iritan lainnya.
2)      Sebainya untuk melepaskan puting dari isapan bayi pada saat bayi selesai menyusu, tidak dengan memaksa menarik puting tetapi dengan menekan dagu atau dengan memasukkan jari kelingking yang bersih ke mulut bayi.
3)      Posisi menyusu harus benar, yaitu bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara dan menggunakan kedua payudara.

6.      Payudara bengkak
a.       Penyebab
Pembengkakan payudara adalah karena ASI tidak disusui dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga atau keempat sesudah melahirkan. Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan meningkatnya tekanan intrakaudal, yang akan memengaruhi segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat. Akibatnya, payudara sering terasa penuh, tegang, serta nyeri. Kemudian diikuti oleh penurunan produksi ASI dan penuruna let down. Penggunaan bra yang ketat juga bisa menyebabkan segmental engorgement, demikian pula puting yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.

b.      Gejala
Payudara yang mengalami pembengkakan tersebut sangat sulit disusui oleh bayi, karena kalang payudara lebih menonjol, putting lebih datar dan sulit diisap oleh bayi, kulit pada payudara nampak lebih mengkilap, ibu merasa demam, dan payudara terasa nyeri. Oleh karena itu, sebelum disusukan pada bayi, ASI harus diperas dengan tangan atau pompa terlebih dahulu agar payudara lebih lunak, sehingga bayi lebih mudah menyusui.

c.       Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu yang payudaranya bengkak adalah sebagai berikut:
1)      Masase payudara dan ASI diperas dengan tangan sebelum menyusui.
2)      Kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah vena dan mengurangi rasa nyeri. Bila dilakukan selang-seling dengan kompres panas untuk melancarkan pembuluh darah.
3)      Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang terkena untuk melancarkan aliran ASI dan menurunkan tegangan payudara.

d.      Pencegahan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pembengkakan pada payudara adalah sebagai berikut:
1)      Apabila memungkinkan, susukan bayi segera setelah lahir.
2)      Susukan bayi tanpa jadwal.
3)      Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi ASI melebihi kebutuhan bayi.
4)      Melakukan perawatan pascapersalinan secara teratur.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Macam-macam komplikasi pada masa nifas antara lain Perdarahan pervagina; Infeksi pada masa nifas; Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur; Pembengkakan di wajah dan ekstremitas; Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih; Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit; Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama; Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakan di kaki; Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri.
Cara penanganan untuk masing-masing komplikasi disesuaikan dengan kondisi ibu dan tingkat kegawatan dari masing-masing komplikasi yang terjadi.

B.     SARAN
Dalam penatalaksanaan dari terjadinya komplikasi petugas kesehatan harus melakukannya dengan cepat dan akurat, karena ini menyangkut dengan kesejahteraan maternal dan neonatal yang menjadi kewajiban bidan untuk mewujudkan program MDGs dalam bidang yang sesuai dengan profesinya sebagai tenaga kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

2012. Asuhan Kebidanan. http://kebidananfk2010.blogspot.com

2012. Infeksi Payudara pada Masa Nifas. http://akubaiq.blogspot.com


www. Wikipedia.com/mastitis