Jumat, 25 Oktober 2013

METODE PENELITIAN EKSPERIMENTAL

BAB I
PENDAHULAUAN

I.1  Latar Belakang
Seorang peneliti pada prakteknya di lapangan akan memilih salah satu metode yang dipandang paling cocok untuk penelitiannya, yaitu yang sesuai dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan masalah yang akan dipecahkan (efektivitas). Pertimbangan lainnya adalah masalah efesiensi, yaitu seorang peneliti harus memperhatikan keterbatasan dana, tenaga, waktu dan kemampuan. Dengan demikian metode penelitian yang dapat menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat, sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu.
Salah satu metode penelitian adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment) yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut. Ciri khusus dari penelitian ini adalah adanya percobaan atau trial atau intervensi. Percobaan itu berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu variabel. Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variabel yang lain.  

Oleh karena itu penting kiranya untuk dibahas salah satu metode penelitian, yaitu metode penelitian eksperimen. Dengan dibahasnya metode penelitian eksperimen ini dalam bentuk makalah dapat memberikan gambaran secara umum tentang metode penelitian eksperimen tersebut.

I.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan atas uraian latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :
I.2.1        Apa pengertian penelitian eksperimen?
I.2.2    Bagimana karakteristik penelitian eksperimen?
I.2.3        Apa saja langkah-langkah penelitian eksperimen?
I.2.4        Bagaimana validitas hasil penelitian eksperimen?
I.2.5        Apa saja macam-macam bentuk desain eksperimen?
I.2.6     Aplikasi penelitian eksperimen dalam kesehatan?

I.3  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
I.3.1        Mengetahui pengertian penelitian eksperimen.
I.3.2        Mengetahui karakteristik penelitian eksperimen.
I.3.3        Mengetahui langkah-langkah penelitian eksperimen.
I.3.4       Mengetahui validitas hasil penelitian eksperimen.
I.3.5    Mengetahui macam-macam bentuk desain eksperimen.
 I.3.6     Mengetahui macam-macam bentuk design penelitian eksperimen. 

I.4  Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makah ini adalah sebagai bahan pembelajaran bagi penulis mengenai penelitian eksperimen dan juga sebagai bahan mahasiswa  dalam mempelajari metode penelitian yang nantinya di aplikasikan dalam penelitian eksperimen dalam kesehatan.


BAB II
PEMBAHASAN

II.1  Pengertian
Eksperimen adalah bentuk khusus investigasi yang digunakan untuk menentukan variabel-variabel apa sajakah, serta bagaimana bentuk hubungan antara satu dengan yang lainnya. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Contohnya dalam bidang fisika penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat di pilih  dan variable lain dapat mempengaruhi proses eksperimen dan dapat dikontrol secara tepat, adapun contohnya dalam bidang fisika mencari pengaruh panas terhadap muai panjang suatu benda. Dalam hal ini variasi panas dan muai panjang dapat di ukur secara teliti, dan penelitian dilakukan dilaboratorium, sehingga pengaruh-pengaruh variable lain dari luar dapat di kontrol. Sedangkan dalam penelitian sosial khususnya pendidikan, desain eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat, karna banyak variable luar yang berpengaruh dan sulit mengontrolnya adapun contohnya mencari pengaruh metode kontekstual terhadap kecepatan pemahaman siswa dalam pelajaran matematika, atau pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa.
Metode penelitian experimen banyak digunakan dalam penelitian yang bersifat labora-toris dan kini dapat digunakan untuk penelitian sosial. Meskipun demikian penggunaan metode ini akan menjadi sangat rumit mengingat objek yang diteliti menyangkut interaksi manusia dengan lingkungan atau antar manusia itu sendiri. 

II.2  Karakteristik
Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian eksperimental:
1.      Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai sebagai pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh perlakuan/manipulasi dengan yang tidak memperoleh perlakuan/manipulasi.
2.      Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami kesamaan sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke dalam variabel atau membuang faktor lain yang tidak diinginkan peneliti dari variabel.
3.      Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya terhadap variabel lain (terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukannya.

II.3  Langkah-Langkah Penelitian Eksperimen
Pada umumnya, penelitian eksperimental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut, yaitu:
  1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
  2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
  3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
  4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a.    Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
b.      Menentukan cara mengontrol.
c.        memilih rancangan penelitian yang tepat.
d.      menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian.
e.       membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
f.       membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
g.       mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis

5.   Melaksanakan eksperimen.
6.  Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
7.  Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabel yang telah ditentukan.
8. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
9.   Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.

II.4 Validitas Hasil Eksperimen
Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental (Emzir:2009) Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni faktor internal dan eksternal.

1.Validitas Internal
Validitas ini mengacu pada kondisi bahwa perbedaan yang diamati pada variabel bebas adalah suatu hasil langsung dari variabel bebas yang dimanipulasi dan bukan dari variabel lain. Campbel dan Stanley (dalam Gay:1981) sebagaimana dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi delapan ancaman utama terhadap validitas internal, antara lain:
·         Historis, dimana munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari perlakuan dalam eksperimen yang dilakukan, tetapi mempengaruhi model, karakter, dan penampilan variabel bebas.
·         Maturasi, dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau obyek yang diteliti yang mungkin muncul selama suatu periode tertentu yang mempengaruhi proses pengukuran dalam penelitian.
·         Testing, dimana sering terjadi ketidak efektifan suatu penelitian yang menggunakan metode test karena suatu kegiatan test yang dilakukan dengan menggunakan pra test dan post test, apalagi dengan rentang waktu yang cukup panjang, dan terkadang nilai pra test dan post test yang sama.
·         Instrumentasi, instrumentasi sering muncul karena kurang konsistensinya instrumen pengukuran yang mungkin menghasilkan penilaian performansi yang tidak valid. Dimana jika dua test berbeda digunakan untuk pratest dan postest, dan test-test tersebut tidak sama tingkat kesulitannya, maka instrumentasi dapat muncul.
·         Regresi Statistik, dimana regresi statistik ini sering muncul bila subyek dipilih berdasarkan skor ekstrem dan mengacu pada kecenderungan subyektif yang memiliki skor yang paling tinggi pada pratest ke skor yang lebih rendah pada postes, begitupun sebaliknya.
·         Seleksi subyek yang berbeda, dimana biasanya muncul bila kelompok yang ada digunakan dan mengacu pada fakta bahwa kelompok tersebut mungkin berbeda sebelum kegiatan penelitian dimulai.
·         Mortalitas, dimana sering terjadi bahwa subyek yang terkadang drop out dari lingkup penelitian dan memiliki karakteristik kuat yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.

2.Validitas Eksternal
Validitas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian. Dimana dibutuhkan kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar bisa digeneralisasikan ke populasi yang lain pada waktu dan kondisi yang lain.
Campbell dan Stanley dalam Gay (1981) yang dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi beberapa ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya:
·         Interaksi Prates-Perlakuan, dimana biasanya sering muncul bila respons subjek berbeda pada setiap perlakuan karena mengikuti prates.
·         Interaksi Seleksi-Perlakuan, dimana akibat yang muncul bila subjek tidak dipilih secara acak sehingga seleksi subjek yang berbeda diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal.
·         Spesifisitas Variabel, adalah suatu ancaman terhadap yang tidak mengindahkan generalisabilitas dari desain eksperimental yang digunakan.
·         Pengaturan Reaktif, mengacu pada faktor-faktor yang diasosiasikan dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap subjek yang dilibatkan.
·         Interferensi Perlakuan Jamak, biasanya sering muncul bila subjek yang sama menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian.
·         Kontaminasi dan Bias Pelaku Eksperimen, sering muncul bila keakraban subjek dan peneliti mempengaruhi hasil penelitian

II.5  Bentuk-Bentuk Desain Experimen
Apabila seorang peneliti menggunakan rancangan penelitian eksperimen, maka peneliti akan sangat bergantung oleh kondisi saat observasi dilakukan. Peneliti harus melakukan kendali terhadap kemungkinan adanya kontaminasi hubungan diantara variabel-variabel independen dan variabel dependen. Berikut ini akan dijelaskan bentuk-bentuk desain eksperimental.
II.5.1  Pre Eksperimental
Pre-Eksperimental designs (nondesigns) belum merupakan eksperimen sesungguhnya karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk Pre-Eksperimental Designs (nondesigns) ada beberapa macam yaitu:
A.    Posttest Only Design
         Contoh:
         Pengaruh diklat (X) terhadap prestasi kerja karyawan (0).
Sesuai dengan paradigma maka: “terdapat kelompok pegawai yang diberi diklat, kemudian setelah selesai dan bekerja beberapa bulan diukur prestasi kerjanya”.

B.  One-Group Pretest-Posttest
Bila dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradigma ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. 
Jadi dalam One-Group Pretest-Posttest ini diberikan test terlebih dahulu sebelum diberikan diklat, kemudian setelah diberikan diklat diberikan test kembali, sehingga pengaruhnya jelas antara sebelum diklat dan setelah diklat.

C.  Intact-Group Comparison
Terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi menjadi dua, yaitu setengah kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah kelompok untuk kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
Contoh:
Terdapat sekelompok siswa dalam sebuah sekolah, setengah siswa menggunakan media dalam proses pembelajaran (O1), dan setengahnya lagi tidak memakai media dalam proses pembelajaran (O2). Setelah beberapa bulan kemudian diukur prestasinya, kelompok siswa yang mana yang prestasinya lebih bagus apakah yang menggunakan media atau yang tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran. Jadi pengaruh media terhadap prestasi belajar adalah (O1-O2).

II.5.2  True Experimental
         Dikatakan true experimental (eksperimen yang sungguhan), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang kemungkinan dapat mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi lebih baik. Ciri utama dari true experimental adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random atau acak dari sebuah populasi. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random.
Ada tiga bentuk true experimental design, yaitu :

A.  Pretest-posttest with control group design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian di beri pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).

B.   Randomized Salomon Four Group
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.

                  C.  Posttest Only Control Group Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing di pilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi (treatment) adalah (O1 : O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
Contoh:
Terdapat dua kelompok siswa yang dipilih secara random dalam sebuah sekolah. Kelompok pertama diberikan perlakuan, yaitu kelompok pertama menerima pelajaran di kelas yang berisi AC, dan kelompok yang lain tidak. Kemudian dibandingkan perbedaan pretasi antara siswa yang menerima pelajaran di ruang ber-AC dengan siswa yang menerima pelajaran di ruangan yang tidak ber-AC. Apabila terdapat perbedaan prestasi yang sangat signifikan maka ruangan ber-AC sangat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

II.5.3  Quasi Experimental
Merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dua bentuk eksperimen ini yaitu:
A.    Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil pre test yang baik adalah O1=O2=O3=O4  dan hasil perlakuan yang baik adalah O5=O6=O7=O8.
B.    Control Time Series Design
      Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya saja menggunakan kelompok pembanding (kontrol). 
C.    Non Equivalent control group
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretest, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postest.
Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh adanya tambahan bumbu pada sekelompok makanan terhadap nilai penjualan. Dalam desain penelitian dipilih satu kelompok jenis makanan, yang separuh diberi perlakuan dengan ditambah bumbu tertentu dan yang separuh tidak.  O1 dan O3 merupakan nilai penjualan makanan setelah ditambah bumbu. O4 nilai penjualan makanan yang tidak diberi tambahan bumbu.
D.    Separate Sample Pretest Posttest
         Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara acak dari populasi tertentu.Kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh populasi tersebut. Selanjutnya dilakukan posttest pada kelompok sampel lain, yang juga dipilih secara acak dari populasi yang sama. Rancangan ini sangat baik untuk menghindari pengaruh atau efek dari “pretest”, meskipun tidak dapat mengontrol “sejarah, maturitas, dan instrumen”. 
II.6  Aplikasi Penelitian Eksperimen Dalam Kesehatan
       Penerapan penelitian eksperimen dalam kesehatan disebut penelitian intervensi dan penelitian klinis yang biasanya digunakan dikalangan medis, sedangkan penelitian intervensi atau penelitian operasional digunakan dalam bidang kesehatan masyarakat, pada penelitian intervensi perlakuan  diberikan dalam wujud paket yang dikenakan pada secara kolektif dalam komunitas, sedangkan efek perlakuan diamati dengan menggunakan satuan analisis individual maupun kelompok. Pada dasarnya ada dua tipe penelitian intervensi, yakni intervensi di bidang preventif dan penelitian intervensi di bidang kuratif :
a.       Penelitian Intervensi Preventif
         Penelitian ini mencoba mempelajari faktor-faktor resiko dengan kejadian suatu penyakit dengan memberikan perlakuan atau manipulasi terhadap faktor risiko tersebut pada subjek. Walau efek perlakuan yang diberikan secara kolektif pada individu dalam masyarakat tersebut dapat diamati dengan pendekatan individual, tetapi pengamatan tersebut lebih sering dilakukan dengan pendekatan kelompok.
b.      Penelitian Intervensi Kuratif
         Penelitian eksperimental/intervensi ini mencoba memberikan perlakuan terhadap perkembangan suatu penyakit. Dengan kata lain, penelitian ini akan mengungkapkan apakah riwayat alamiah penyakit dapat dimanipulasi secara spesifik. Perlakuan dalam penelitian ini adalah berupa pemberian penatalaksanaan tindakan kuratif kepada masyarakat untuk menanggulangi penyakit endemi masyarakat.  Perlakuan bisa berupa penyuluhan kepada masyarakat dalammengahadapi penyakitdan dapat dalam bentuk pengobatan masssal.


BAB III
SIMPULAN


Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Metode penelitian eksperimen memiliki karakteristik diantaranya adalah Manipulasi,pengendalian dan pengamatan. Bentuk desain metode penelitian experimen adalah Pre Experimental, True Experimental, dan Quasi Experimental. Penerapan penelitian eksperimen dalam bidang kesehatan masyarakat disebut penelitian intervensi atau penelitian operasional.


DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Raja Grafindo Persada:Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Eksperimen (di akses pada tanggal 14 Oktober 2012, 15.00 WITA)

Notoatmodjo,Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.
Poskan komentar dengan
Poskan komentar dengan

3 komentar: