BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia
adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Hal ini berarti bahwa
manusia mempunyai keistimewaan dibanding dengan makhluk hidup yang lain. Salah
satu keistimewaan yang menonjol adalah perilakunya. Meskipun semua makhluk
hidup mempunyai perilaku. Namun perilaku berbeda dengan perilaku makhluk hidup
yang lain.
Perilaku
manusiamerupakan salah satu faktor yang banyak memegang peranan dalam
menentukan derajat kesehatan suatu masyarakat. Menurut H.L.Blum perilaku
memiliki kontribusi besar dalam menentukan status kesehatan individu maupun
masyarakat.
Epidemiologi
merupakan sains yang mempelajari determinan pada populasi manusia. Determinan
adalah istilah inklusif yang merujuk kepada semua faktor, baik fisik, biologis,
perilaku, sosial, maupun kultural yang mempengaruhi kesehatan dan terjadinya
penyakit. Konsep determinan kesehatan mencakup faktor risiko dan kausa.setiap
aktivitas epidemiologi selalu melihat faktor risiko yang mana salah satunya
adalah perilaku yang berhubungan dengan orang, waktu dan tempat.
Hal
inilah yang melatar belakangi penyusunan makalah ini, dimana dalam makalah ini
akan di deskripsikan mengani diagnosis epidemiologi perilaku.
B. Rumusan
masalah
Adapun
rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah bagaimana deskripsi
mengenai diagnosis epidemiologi perilaku.
C. Tujuan
penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini untuk mengetahui mengenai deskripsi diagnosis
epidemiologi perilaku.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi perilaku
Perilaku
manusia adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang dapat
diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
B.
Pembentukan perilaku
Perilaku
manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Abraham Harold Maslow,
manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu :
1)
Kebutuhan
fisiologis, biologis yang merupakan kebutuhan pokok utama, yaitu O2, H2O,
cairan elektrolit, makanan dan seks. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan
terjadi ketidakseimbangan fisiologis. Misalnya, kekurangan O2 yang menimbulkan
sesak napas dan kekurangan H2O dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi.
2)
Kebutuhan
rasa aman, misalnya :
a) Rasa aman
terhindar dari pencurian, penodongan, perampokan dan kejahatan lain.
b) Rasa aman
terhindar dari konflik, tawuran, kerusuhan, peperangan, dll.
c) Rasa aman
terhindar dari sakit dan penyakit.
Rasa aman
memperoleh perlindungan hukum
3)
Kebutuhan
mencintai dan dicintai, misalnya :
a) Mendambakan
kasih sayang/ cinta kasih orang lain baik dari orangtua, saudara, teman,
kekasih,dll.
b) Ingin dicintai/ mencintai orang lain.
c) Ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada.
4)
Kebutuhan
harga diri
a)
Ingin dihargai dan menghargai orang lain.
b)
Adanya respek atau perhatian dari orang lain.
c)
Toleransi atau
saling menghargai dalam hidup berdampingan.
5)
Kebutuhan
aktualisasi diri, misalnya :
a)
Ingin dipuja
atau disanjung oleh orang lain.
b)
Ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita.
c)
Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam
karier, usaha,kekayaan, dll.
Tingkatkan dan jenis kebutuhan
tersebut satu dan lainnya tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu kesatuan
atau rangkaian walaupun pada hakekatnya kebutuhan fisiologis merupakan faktor
yang dominan untuk kelangsungan hidup manusia dan dalam memenuhi kebutuhan,
tidak dapat dipisah-pisahkan antara satu dan yang lain.
C.
Defenisi diagnosis epidemiologi perilaku
Diagnosis
adalah identifikasi/menetukan sesuatu.
Diagnosis
epidemiologi perilaku adalah Menentukan
suatu keadaan masyarakat yg diakibatkan oleh masalah kesehatan & non
kesehatan yg berasal dari perilaku maupun non perilaku.
D. Tujuan diagnosis epidemiologi perilaku
1.
Mengamati hubungan perilaku masyarakat yang
dapat mempengaruhi masalah kesehatan yang terjadi
2.
Mengidentifikasi pengaruh lingkungan terhadap
perilaku masyarakat yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan
3.
Menentukan prioritas terhadap faktor-faktor
perilaku yang dapat diubah untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan
4.
Menentukan target
intervensi atau sasaran dengan mengidentifikasi masyarakat mana yang memiliki
perilaku yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang telah diidentifikasi di
fase diagnosis epidemiologi.
5.
Membantu perencana
untuk mengembangkan intervensi yang spesifik dan efektif sehingga sesuai dengan
tujuan program dan sasaran.
E.
Teori Diagnosis perilaku
Teori
yang digunakan dalam diagnosis perilaku adalah teori PRECEDE. Teori ini
dikembangkan oleh Lawrence Green yang dirintis sejak 1980. Lawrence Green
mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni :
1)
Faktor perilaku (behavior causes)
2)
Faktor diluar perilaku (non-behavior causes)
Perilaku
dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yang dirangkum dalam akronim PRECEDE :
Predispocing, enabling, dan reinforcing Cause in Educatinal and evaluation.
Precede ini merupakan arahan dalam menganalisis atau diagnosis dan evaluasi
perilaku untuk intervensi pendidikan (promosi) kesehatan. Precede merupakan
fase diagnosis masalah.
Precede
dapat diuraikan bahwa perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3
faktor, yakni :
a. Faktor-faktor
predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b. Faktor-fakor
pemungkin (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia
atau tidaknya tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarrana-sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi dan sebagainya.
c. Faktor-faktor
pendorong atau penguat (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi
dari perilaku masyarakat.
F.
Tahap-tahap diagnosis perilaku
1.
Membedakan masalah kesehatan yang disebabkan
oleh faktor perilaku dan non perilaku.
Hal
pertama yang harus dilakukan adalah mendaftar faktor – faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap penyakit tertentu.
Contoh :
penyakit cardiovaskular
Penyebab
: merokok alkoholic
Jenis kelamin usia
Asupan tinggi asam lemak keturunan
Faktor
perilaku : merokok, alkoholik, asupan tinggi lemak.
Faktor
non perilaku : jenis kelamin, usia, keturunan.
2.
Mengembangkan faktor perilaku yang telah
tersedia.
Setelah
diketahui faktor-faktor perilaku dari suatu masalah kesehatan, kemudian pilih
faktor mana saja yang paling berpengaruh. Ada dua cara untuk memilihnya, yaitu
:
a. Identifikasi
apakah ada hubungan antara faktor tersebut dengan upaya pencegahan masalah
kesehatan dan keadaannya jika mengambil keputusan tertentu.
b. Identifikasi
prosedur treatment dari masalah kesehatan. Metode rekomendasi apa saja yang
diberikan pada penderita? Upaya pencegahan ataukah penyembuhan? Berbeda
perilaku akan berbeda langkahnya.
Hal yang
perlu diingat pada tahap kedua ini adalah untuk menghasilkan daftar perilaku
untuk mencegah dan mengobati faktor perilaku pada daftar penyebab.
Upaya
pencegahan :
a.
Memelihara atau menurunkan berat badan hingga
mecapai berat yang dianjurkan
b.
Berhenti merokok atau jangan mulai merokok
c.
Berhenti minum minuman keras atau jangan pernah
meminumnya
Upaya
penyembuhan :
a. Menginformasikan
keputusan mengenai pengobatan, pembedahan, dan seterusnya.
b. Mengikuti
resep pengobatan
c. Memelihara
atau menurunkan berat badan hingga mecapai berat yang dianjurkan
d. Berhenti
merokok
e. Berhenti
minum minuman keras
3.
Tingkatan perilaku dalam terminologi
kepentingan
Tahap
ini berguna untuk menyempitkan fokus pada daftar penyebab masalah kesehatan.
Penting dasar
untuk me-rating perilaku
Merokok kelompok
sangat kuat, insiden tinggi
Asupan
tinggi lemak kelompok
kuat, insiden tinggi
Tidak
(kurang) penting dasar
untuk me-rating perilaku
Ketidaksamaan
pengambilan program :
pencegahan primer
keputusan
tentang masalah pengobatan
4.
Tingkatan perilaku dalam terminologi perubahan.
Langkah
berikutnya dalam diagnosis perilaku adalah me-rating perilaku dalam aspek
kemampuan untuk berubah. Bagaimana perubahan itu dinyatakan sebagai perilaku
yang dipilih. Sebuah tingkah laku mungkin merupakan hal yang sangat penting
dalam masalah kesehatan. Faktor yang sangat mengakar dan berpengaruh adalah
masalah waktu. Lagi, terdapat pedoman yang dapat membantu seorang perencana
memastikan kemungkinan untuk berubah. Kemampuan perubahan yang tinggi dapat
terjadi ketika perilaku :
1) Masih
berada dalam tahapan pengembangan atau hanya sesuatu yang telah terjadi
2) hanya
bagian luar terikat terhadap budaya atau gaya hidup yang ada sebelumnya
3) kemampuan
berubah ketika mereka
a. telah
lama terbentuk
b. telah
lama menjadi dasar dari budaya atau gaya hidup
c. telah
berubah pada masa yang telah lalu
Pedoman ini memberikan sebuah akibat yang intervensi awalnya
berpengaruh pada perubahan dan perkembangan dari subjek, dan yang terbesar
adalah kemungkinan kemungkinan untuk berubah.
5.
Memilih target perilaku
Dengan
mendapatkan nilai-nilai diatas maka dapat dipilih fokus perubahan perilakunya.
Dibawah ini merupakan matriks
perilaku kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diagnosis
epidemiologi perilaku adalah Menentukan
suatu keadaan masyarakat yg diakibatkan oleh masalah kesehatan & non
kesehatan yg berasal dari perilaku maupun non perilaku.
Tujuan diagnosis perilaku adalah :
1.
Mengamati hubungan perilaku masyarakat yang
dapat mempengaruhi masalah kesehatan yang terjadi
2.
Mengidentifikasi pengaruh lingkungan terhadap
perilaku masyarakat yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan
3.
Menentukan prioritas terhadap faktor-faktor
perilaku yang dapat diubah untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan
4.
Menentukan target
intervensi atau sasaran dengan mengidentifikasi masyarakat mana yang memiliki
perilaku yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang telah diidentifikasi di
fase diagnosis epidemiologi.
5.
Membantu perencana
untuk mengembangkan intervensi yang spesifik dan efektif sehingga sesuai dengan
tujuan program dan sasaran.
Teori
yang digunakan dalam diagnosis perilaku adalah teori PRECEDE (Predispocing,
enabling, dan reinforcing Cause in Educatinal and evaluation).
Teori ini
dikembangkan oleh Lawrence Green yang dirintis sejak 1980. Lawrence Green
mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni :
1)
Faktor perilaku (behavior causes)
2)
Faktor diluar perilaku (non-behavior causes)
B. Saran
Untuk meraih
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya kita harus menjaga kesehatan
melalui perbaikan perilaku dengan mengubah perilaku yang dapat menimbulkan
penyakit dan menjaga perilaku bersih dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Diagnosis.
Akses
id.wikipedia.org
Kichida, Ndi. 2011. Contoh
Makalah Epidemiologi. Akses http://ndikichida.blogspot.com/2011/11/contoh-makalah-epidemiologi.html
Tidak ada komentar: