NAMA :
YUSRIANI
NIM :
210240032
KONS. :
EPIDEMIOLOGI
Bencana
Banjir Jakarta tanggal 17-27 Januari 2013
Daerah ibu kota negara
Jakarta yang terkena bencana banjir besar. Tidak tanggung-tanggung musibah
banjir awal tahun 2013 ini bahkan sampai melanda jantung kota Jakarta yakni
bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Istana Negara pada tanggal 17-27 Januari 2013.
Bencana banjir ini menggenangi hampir seluruh wilayah Jakarta dan menimbulkan
korban jiwa, dan korban luka-luka.
1.
Pre event bencana banjir Jakarta
a.
Kegiatan pencegahan :
1)
Pembuatan Kanal Banjir Jakarta yang
dibuat agar aliran sungai
Ciliwung melintas di luar Batavia, tidak di tengah kota Batavia. Kanal banjir ini merupakan gagasan Prof H van Breen dari
Burgelijke Openbare Werken atau disingkat BOW, cikal bakal Departemen PU, yang
dirilis tahun 1920. Studi ini dilakukan setelah banjir besar melanda Jakarta
dua tahun sebelumnya. Inti konsep ini adalah pengendalian aliran air dari hulu
sungai dan mengatur volume air yang masuk ke kota Jakarta dan diharapkan dapat
menanggulangi banjir berikutnya.
2)
Persiapan menghadapi bencana banjir
sudah cukup matang bahkan Gubernur Jakarta Joko widodo telah melakukan gladi
lapang dengan jajaran aparaturnya jauh sebelum banjir besar terjadi.
b.
Prediksi sebelum terjadinya banjir besar/penyebab :
1)
Curah hujan hingga
pertengahan Januari 2013, Jakarta tercatat mencapai rekor curah hujan hingga
250-300mm.
2)
Masalah drainase.
Sampah yang menyumbat drainase dan menghalangi aliran air menuju pompa yang
telah terpasang.
3)
Terjadi beberapa
kerusakan tanggul, akhir tahun 2012 dimulai dari tanggul di Kali Adem, Muara Angke, Penjaringan Jakarta Utara, tanggul di Kali
Cipinang, tanggul Kali Laya Pekayon Jakarta Timur, awal tahun 2013 menyusul tanggul di Kedoya
Selatan, Kebun Jeruk, jebol dan menyebabkan banjir setinggi dua meter. Tanggul
ini juga tercatat memiliki konstruksi buruk karena hanya dibuat dari karung pasir,
sehingga tidak kuat menahan air Kali Pesanggrahan.
2.
Event / saat kejadian banjir besar :
a.
Saat Kejadian :
1)
Banyaknya titik genangan banjir
menyebabkan Pemerintah DKI Jakarta menetapkan tanggap darurat selama 10 hari
dari tanggal 17-27 Januari 2013.
2)
Tak cuma
obyek-obyek vital di Jakarta yang terkena banjir, Istana Presiden pun juga kena
banjir. Bahkan banjir di kompleks Istana mencapai 30 centimeter. Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat itu pun memantau banjir di Istana.
b.
Kegiatan yang
dilakukan saat terjadinya banjir :
1)
Semua pihak dikerahkan baik dari
aparatur pemerintah DKI Jakarta, TNI, Polri dan Tim SAR untuk membantu proses
evakuasi dan pendistribusian bantuan bagi korban banjir.
2)
Berbagai upaya
dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi selama banjir, antara
lain pendirian posko bantuan di titik-titik yang terkena banjir, relokasi
pengungsi ke rumah susun, hingga pengumuman status darurat banjir.
3.
Post event yang mencakup kegiatan pemulihan/rehabilitasi,
dan rekonstruksi.
a.
Korban yang tercatat setelah bencana banjir :
1)
Badan
Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan
jumlah resmi korban yang tercatat selama banjir Jakarta 2013, 20 korban jiwa,
dan sekitar 33.502 orang terpaksa mengungsi.
b. Kegiatan
pemulihan
1)
Pendirian posko transisi yang menjadi
posko pengaduan selama menuju
pemulihan akibat banjir.
2)
Kementerian
Kesehatan menyiagakan posko kesehatan dan tenaga kesehatan untuk memonitor dan
antisipasi kejadian luar biasa (KLB) pasca-bencana. Bentuk antisipasi itu
antara lain melakukan fogging.
3)
Pemberian bantuan
perbaikan rumah masyarakat.
4)
Pemulihan sosial
psikologis.
5)
Pelayanan kesehatan.
6)
Pemulihan sosial ekonomi
budaya.
7)
Pemulihan keamanan dan ketertiban serta
pemulihan fungsi pelayanan publik.
c. Kegiatan rekonstruksi
1)
BPPT dan BNPB melakukan
upaya modifikasi cuaca, dengan cara mencegah pembentukan awan dan menurunkan
hujan di luar wilayah rawan banjir. Untuk kerjasama ini, BNPB mengeluarkan
biaya hingga Rp 13 Miliar.
2)
Komisi Infrastruktur
Dewan Perwakilan Rakyat segera menyetujui pencairan anggaran darurat
penanggulangan bencana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebanyak Rp
2,037 trlliun untuk penanganan banjir Jakarta. Anggaran itu akan digunakan Kementerian Pekerjaan Umum
untuk pembangunan sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur, normalisasi Sungai
Ciliwung, dan penyediaan dana tanggap darurat.
3)
Dilakukan berbagai kegiatan yakni
perbaikan segera tanggul sungai, laut, dan waduk. Kemudian perbaikan
pompa-pompa air, pembersihan dan pengerukan sampah di sungai dan saluran air
lainnya.
4)
Selanjutnya, pembersihan lumpur dan
sampah di permukiman dan jalan, serta perbaikan fasilitas pendidikan dan
fasilitas umum lainnya.
Tidak ada komentar: