Jumat, 25 Oktober 2013

Laporan Praktik Lapang Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Lokasi Pasar Senggol Parepare

BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah satunya pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan populasi manusia yang semakin tinggi menyebabkan aktifitas ekonomi juga meningkat pesat. Kegiatan ekonomi/pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi pendukung kehidupan menjadi rusak. Hal tersebut merupakan beban sosial yang pada akhirnya manusia pula yang akan menanggung biaya pemulihannya.
Pasar merupakan tempat dimana proses hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang atau jasa yang diperjualbelikan. Fungsi pasar sendiri adalah distribusi (pasar berperan memperlancar proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen), pembentukan harga (pasar berperan mewujudkan kesepakatan harga antara penjual dengan pembeli), dan konsumsi (pasar berperan membangkitkan minat konsumen untuk membeli barang atau jasa tertentu).
Menurut Nastiti dalam Pasar di Jawa Masa Mataram Kuno Abad VIII-IX Masehi dikatakan bahwa (2003 : 60) :
“Timbulnya pasar tidak lepas dari kebutuhan ekonomi masyarakat setempat. Kelebihan produksi setelah kebutuhan sendiri terpenuhi memerlukan tempat pengaliran untuk dijual. Selain itu pemenuhan kebutuhan akan barang-barang, memerlukan tempat yang praktis untuk mendapatkan barang-barang baik dengan menukar atau membeli. Adanya kebutuhan-kebutuhan inilah yang  mendorong munculnya tempat berdagang yang disebut pasar”.
Dari uraian di atas, Kami dari Tim Praktek Lapang Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UMPAR Semester V mata kuliah AMDAL terdorong untuk melakukan survey di Pasar Senggol Parepare untuk melihat atau menganalisis dampak positif dan negatifnya terhadap lingkungan.

B.     Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak positif dan negatif pembangunan Pasar Senggol Parepare.

BAB II
PROFIL LOKASI
A.    Profil Pasar Senggol
1.         Nama                                       :    Pasar Senggol Parepare
2.         Nama Pemrakarsa                   :    Pemerintah Daerah Kota Parepare
3.         Alamat                                    :    Kelurahan              : Ujung Sabbang
                                                     Kecamatan            : Ujung
                                                     Kota                     : Parepare
4.      Waktu Operasi                       :   Pukul 17.00 - selesai

B.     Perkembangan dan Keberadaan Pasar Senggol Parepare
            Pasar Senggol merupakan pasar tradisional di Kota Parepare, dibawah naungan Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Parepare. Dinamakan demikian karena hampir setiap hari Pasar Malam Senggol dipadati pengunjung, bahkan seakan tidak ada celah untuk bergerak sehingga pengunjung saling bersenggolan. Pasar Senggol merupakan tempat belanja yang sangat digemari karena setiap malam dipadati pengunjung, baik dari Pare-Pare maupun dari luar daerah seperti Kabupaten Pinrang, Barru, Sidrap, Soppeng, dan bahkan dari Kota Makassar. Mereka sengaja datang ke pasar ini untuk membeli berbagai keperluan sehari-hari, terutama kebutuhan sandang seperti sepatu, kaos kaki, celana, ikat pinggang, baju, jaket, jas, selimut, tas, dompet, bahkan pakaian dalam dengan berbagai merek terkenal dari luar negeri.
Namun, Anda jangan berharap bahwa semua pakaian yang dijajakan para pedagang di pasar ini masih baru. Pasalnya, sebagian di antara pakaian tersebut adalah pakaian bekas pakai atau dalam istilah masyarakat setempat disebut dengan rombengan atau Cakar” (Cap Karung atau Cappu Karawa, artinya pakaian yang sudah dipegang atau dibongkar habis-habisan oleh para pembeli pada saat sedang memilih).
            Letak geografis Pasar Senggol adalah sebagai berikut :
1.      Sebelah Barat                           : Teluk Parepare
2.      Sebelah Timur                           : Mesjid Agung Parepare
3.      Sebelah Selatan                        : Pelabuhan Nusantara
4.      Sebelah Utara                           : Pelabuhan cappa Ujung

Tenaga kerja di Pasar Senggol dapat diklasifikasi sebagai berikut :
1.      Tenaga Honorer                         : 21 orang
2.      PNS (Pengelola)                         :  8 orang
3.      Staf Adm. Sukarela                   :  5 orang
4.      Satpam                                       :  4 orang
5.      Petugas kebersihan                     :  5 orang

Pasar Senggol tidak memiliki kantor sendiri, pasar ini bernaung bersama UPTD Pengelola Pasar Lakessi, sehingga kita dapat menemui staf pengelola pasar dikantor UPTD Pasar Lakessi.
Fasilitas yang dimiliki Pasar Senggol dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Area parkir                                   : 5 buah (Gambar 1)
2.      TPS                                              : 1 buah (Gambar 2)

Dengan keberdaan Pasar Senggol ini  pihak pengelola pun berharap Pemkot Parepare dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap lingkungan di seputar Pasar Senggol, yang bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak pengelola, seperti jalan dan kios-kios di luar area Pasar malam Senggol. Pemerintah Kota Parepare bisa lebih peduli khususnya untuk ketertiban jalan dan arus lalu lintas di seputar Pasar Senggol Parepare. Sehingga Pasar ini dapat berkonstribusi bagi ekonomi kota Parepare baik secara seoial dan ekonomi.

BAB III
DAMPAK PEMBANGUNAN PASAR SENGGOL PAREPARE
A.    Dampak Positif
            Berikut ini dampak positif dari pembangunan Pasar Senggol yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kota Parepare pada tahap operasional adalah sebagai berikut :
1.      Kesempatan  Kerja
            Dengan adanya Pasar Senggol memberikan kesempatan kerja bagi sebagian masyarakat seperti buruh pasar (Gambar 3), tukang becak (Gambar 4), pelayan rumah makan (Gambar 5), tukang parkir (Gambar 6), pedagang kaki lima (Gambar 7), dan odong-odong (Gambar 8).
2.   Tingkat Pendapatan
           Meningkatkan pendapatan bagi warga masyarakat seperti pemilik rumah makan, pedagang dan warga di Pasar Senggol karena pengunjung yang tidak sempat berbelanja di Pasar Tradisional berbelanja di Pasar Senggol, sehingga menambah volume warga yang berbelanja. Dengan adanya Pasar Senggol juga dapat  meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Parepare melalui pajak distribusi daerah sebesar Rp 3.000,00 per dagangan.
3.      Kesempatan Berusaha
            Dengan adanya pembangunan Pasar Malam Senggol, masyarakat mendapatkan kesempatan untuk memiliki peluang membuka usaha seperti warung makan (Gambar 9), penjual pakaian (Gambar 10), penjual tas (Gambar 11), penjual sepatu (Gambar 12), penjual cakar (Gambar 13) dan peluang usaha bagi pedagang lainnya. Adapun klasifikasinya sebagai berikut:
Tabel Klasifikasi Pedagang Pasar Senggol Parepare
JENIS JUALAN
JUMLAH PEDAGANG
1
JILBAB
1
2
PAKAIAN JADI
146
3
AKSESORIS
17
4
SANDAL / SEPATU
51
5
CAKAR
81
6
KOSMETIK
13
7
ELEKTRONIK
2
8
DOMPET
5
9
KASET CD
8
10
MAINAN
6
11
ARLOJI
4
12
BUKU
1
13
PARFUM
1
14
KACAMATA
1
15
TAS
26
16
BONEKA
1
17
KAOS KAKI
3
18
KUE
4
19
IKAT PINGGANG
1
20
TAHU / TEMPE
1
21
PECEL
2
22
KELAPA
2
23
AYAM
2
24
IKAN
58
25
SAYUR-SAYURAN
23
26
BUAH-BUAHAN
8
27
CAMPURAN
21
28
PECAH BELAH
1
29
TELUR
6
30
TOPI
2

JUMLAH
498
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Parepare

1.      Sosial Budaya
            Dalam transaksi jual beli antara masyarakat luar daerah dengan masyarakat lokal, dapat menciptakan  hubungan silaturrahmi yang baik dan budaya masyarakat khususnya di Kota Parepare lebih dikenal masyarakat luar.

A.    Dampak Negatif
1.      Dampak Negatif Fisik dan Kimia
a.       Penurunan Kualitas Air
Adanya limbah hasil dari kegiatan pasar dapat menimbulkan menurunnya kualitas air atau mengakibatkan terjadinya pencemaran terhadap teluk Parepare yang berbatasan langsung dengan Pasar Senggol (Gambar 14). Sisi negatif dari pencemaran pada teluk Parepare tidak hanya mengotori lingkungan teluk tapi juga menimbulkan kerusakan lingkungan teluk.
b.   Pencemaran Udara
Tumpukan limbah sayuran yang sudah membusuk sangat mengganggu karena menimbulkan bau yang tidak sedap (Gambar 15). Sisi negatif dari bau yang tidak sedap tersebut dapat mengganggu aktivitas jual beli dan mengganggu warga yang tinggal dekat dengan limbah tersebut.
a.       Polusi Suara (Kebisingan)
Kendaraan yang keluar dan masuk seputar Pasar Senggol dapat menimbulkan kebisingan serta suara yang ditimbulkan pedagang CD (Gambar 16) juga menambah volume suara sekitar Pasar Senggol. Namun hal ini tidak menimbulkan keresahan sebagian orang, tetapi tidak sedikit masyarakat yang merasa terganggu akibat kebisingan tersebut karena dapat mengganggu waktu istirahat pada malam hari warga sekitar lokasi.
1.      Dampak Negatif Biologi
         Limbah sayuran yang berada di area pasar dapat memacu pertumbuh bakteri dan serangga seperti lalat, kecoa, semut, dan lain-lain. Pertumbuhan hewan pengerat juga semakin meningkat seperti tikus.
2.      Dampak Negatif Sosial
           Tidak sedikit pedagang di Pasar Senggol berasal dari luar daerah yang menjajakan dagangan mereka seperti penjual ikan dari Ujung Lero dan penjual ayam ada yang berasal dari Kabupaten Pinrang. Hal ini dapat mengakibatkan sisi negatif seperti kecemburuan sosial sebab pemanfaatan tenaga kerja di luar wilayah sekitar pasar.
3.      Dampak Negatif Ekonomi
Tidak sedikit pedagang di Pasar senggol menjual dagangan mereka dengan cara obral (Gambar 17), sehingga harga dagangannya lebih murah dibanding harga di Pasar Tradisional. Pedagang yang dimaksud seperti pedagang sepatu karet, jika dibandingkan di Pasar Senggol harga 1 pasang sepatu karet Rp.18.000,00 sedangkan di Pasar Tradisional Rp.20.000,00. Sehingga warga lebih senang berbelanja di Pasar senggol dan hal ini mengakibatkan omset pendapatan pedagang Pasar Tradisional menurun.
4.      Dampak Negatif Budaya
Dampak yang terjadi akan mencakup penurunan kesehatan masyarakat, persepsi negatif masyarakat tentang Pasar Senggol karena bau yang tidak sedap, dan lalat

BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

A.    Instansi Terkait Dalam Pembangunan Pasar Senggol
Lembaga dan badan-badan utama yang terkait dengan tanggung jawab pembangunan Pasar Senggol yaitu :
1.      Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang berperan dalam distribusi pedagang dan jenis dagangannya.
2.      Dinas kebersihan yang berperan penting dalam hal menjaga kebersihan Pasar Senggol.
3.      Dinas Perhubungan yang berperan penting dalam pengelolaan transportasi pedagang dan distribusi barang dagangan baik pedagang setempat maupun pedagang dari luar daerah.
4.      Kesatuan Polisi Lalu Lintas Kota Parepare yang berperan dalam menjaga ketertiban pengendara di seputar Pasar Senggol.
5.      Dinas Kesehatan yang berperan dalam razia  terhadap kelayakan barang dagangan tertentu yang diperjual belikan.
6.      Dinas Perbankkan yang berperan dalam menyediakan saranan ATM kepada nasabahnya 24 jam.
7.      Dinas Tata Kota yang berperan dalam penataan area pasar.

B.     Upaya Pengelolaan Dampak Lingkungan
1.      Pengelolaan Dampak Fisik dan Kimia
a.    Pengelolaan Kualitas Air
        Upaya pengelolaan yang dilakukan adalah dengan melakukan pembersihan pasar secara rutin oleh petugas kebersihan dan penyediaan tempat sampah sementara (TPS) dan pembersihan sampah-sampah plastik di Teluk Parepare sekitar Pasar.
b.   Pengelolaan Pencemaran Udara
        Limbah yang ada di area Pasar Senggol sangat mengganggu karena menimbulkan bau yang tidak sedap. Maka bentuk pengelolaan yang dilakukan adalah menyediakan tempat sampah yang tertutup untuk mengurangi bau yang ditimbulkan sebelum sampah itu diangkut oleh petugas kebersihan pasar.
c.       Pengelolaan Polusi Suara (Kebisingan)
        Pengelolaan yang dilakukan adalah dengan pengujian kelayakan kendaraan bermotor oleh Polisi Lalu Lintas (Gambar 18) agar menjamin keselamatan, pencemaran udara dan juga kebisingan pada saat beroperasi. Kemudian pengelola pasar menyediakan tempat parkir khusus kendaraan yang beroperasi di pasar dan memperbaiki fasilitas jalan, agar aktivitas lalu lintas menjadi lancar.
2.      Pengelolaan Dampak Biologi
            Pengelolaan yang dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan dan kesadaran dibidang pengelolaan limbah dan sampah. Serta dampak negatif yang akan ditimbulkan dari limbah tersebut apabila tidak dikelola dengan baik. Sehingga sampah-sampah non-organik pedagang mereka kumpulkan di kantongan plastik agar tidak berseraka selama pasar beroperasi.
3.      Pengelolaan Dampak Kualitas Sosial
            Pengelolaan dampak pada kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan. Upaya pengelolaan yang dilakukan adalah memprioritaskan tenaga kerja lokal/ masyarakat sekitar lokasi sesuai kebutuhan, pembinaan dan penataan warung disekitar lokasi bekerjasama dengan Kelurahan setempat.
4.      Pengelolaan Dampak Kualitas Ekonomi
            Pengelolaan yang dilakukan adalah melakukan kesepakatan harga barang di Pasar Senggol, sehingga harga dapat seimbang dengan harga di pasar tradisional.
5.      Pengelolaan Dampak Kualitas Budaya
a.       Kenyamanan Hidup Masyarakat Sekitar Area Pasar
                 Upaya pengelolaan dengan cara menyediakan tempat sampah untuk mengantisipasi penurunan kualitas air dan memperkecil dampak penyebaran bau akibat aktifitas pasar.
b.      Pengelolaan Dampak Persepsi Masyarakat
         Persepsi masyarakat dipengaruhi oleh aktifitas pasar. Upaya pengelolan yang dilakukan sehubungan dengan persepsi masyarakat adalah memberi penjelasan pada masyarakat tentang aktifitas yang berkaitan dengan manfaat yang didapat masyarakat, memberikan penjelasan pada masyarakat tentang mekanisme pengaduan apabila terjadi gangguan pada masyarakat dan peningkatan bina lingkungan.
c.         Pengelolaan Dampak Kesehatan Masyarakat
     Upaya pengelolaan yang dilakukan adalah pengelolan dampak terhadap lingkungan sekitar, peningkatan bina lingkungan, melakukan pemeriksaan dan pengobatan dengan segera jika timbul penyakit dan terjadi kecelakaan akibat aktifitas pasar. Dan dilakukan razia terhadap kelayakan barang dagangan tertentu oleh petugas kesehatan, namun hal ini tidak rutin dilakukan.

A.    Upaya Pemantauan Lingkungan
1.      Pemantauan Dampak Fisik dan Biologis
a.       Pemantauan Kualitas Air
Metode pemantauan lingkungan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap saluran air atau got dan air laut sekitar pasar.
b.      Pemantauan Kualitas Udara
Metode pemantauan lingkungan yang digunakan adalah melakukan pengukuran langsung terhadap kualitas udara di lapangan kemudian dianalisis di laboratorium.
c.       Pemantauan Polusi Suara (kebisingan)
Metode pemantuan lingkungan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan langsung terhadap kendaraan-kendaraan yang dapat menjadi sumber peningkatan kebisingan dan pengaturan volume kendaraan di setiap jalur seputar Pasar Senggol oleh Kesatuan Polisi Lalu Lintas.
2.      Dampak Biologi
Metode pemantauan lingkungan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan langsung terhadap pengelolaan khususnya yang dilakukan pedagang seperti sampah- sampah yang dikumpulkan selama berjualan, sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri, lalat dan spesies – spesies yang dapat menimbulkan dampak biologis.
3.      Pemantauan Kualitas Sosial
            Metode pemantauan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan terhadap pedagang yang diperuntukkan untuk melakukan usaha di pasar.
4.      Pemantauan Kualitas Ekonomi
            Metode pemantauan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan terhadap harga barang sebagian pedagang dimana dilakukan kesepakatan harga sehingga harga dapat seimbang dengan harga di pasar tradisional.
5.      Pemantauan Kualitas  Budaya
            Metode pemantauan lingkungan yang dilakukan dengan mengukur kesadaran dan penilaian masyarakat tentang keberadaan Pasar Senggol. 
Poskan komentar dengan
Poskan komentar dengan

Tidak ada komentar: