BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah
satunya pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan populasi manusia yang semakin tinggi
menyebabkan aktifitas ekonomi juga meningkat pesat. Kegiatan
ekonomi/pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi
pendukung kehidupan menjadi rusak. Hal tersebut merupakan beban sosial yang
pada akhirnya manusia pula yang akan menanggung biaya pemulihannya.
Pasar merupakan tempat dimana proses hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli
untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang atau jasa yang diperjualbelikan.
Fungsi pasar sendiri adalah distribusi (pasar berperan memperlancar proses
penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen), pembentukan harga (pasar berperan mewujudkan kesepakatan
harga antara penjual dengan pembeli), dan konsumsi
(pasar berperan membangkitkan minat konsumen untuk membeli barang atau jasa
tertentu).
Menurut Nastiti
dalam Pasar di Jawa Masa Mataram Kuno
Abad VIII-IX Masehi dikatakan bahwa (2003 : 60) :
“Timbulnya pasar
tidak lepas dari kebutuhan ekonomi masyarakat setempat. Kelebihan produksi
setelah kebutuhan sendiri terpenuhi memerlukan tempat pengaliran untuk dijual.
Selain itu pemenuhan kebutuhan akan barang-barang, memerlukan tempat yang
praktis untuk mendapatkan barang-barang baik dengan menukar atau membeli. Adanya
kebutuhan-kebutuhan inilah yang mendorong munculnya tempat berdagang yang
disebut pasar”.
Dari uraian di atas, Kami dari Tim Praktek Lapang
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UMPAR Semester V mata kuliah AMDAL terdorong
untuk melakukan survey di Pasar Senggol Parepare untuk melihat atau
menganalisis dampak positif dan negatifnya terhadap lingkungan.
B.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak positif
dan negatif pembangunan Pasar Senggol Parepare.
BAB II
PROFIL LOKASI
A.
Profil Pasar Senggol
1.
Nama : Pasar Senggol Parepare
2.
Nama Pemrakarsa : Pemerintah Daerah Kota Parepare
3.
Alamat : Kelurahan : Ujung Sabbang
Kecamatan
: Ujung
Kota :
Parepare
4. Waktu Operasi : Pukul 17.00 - selesai
B.
Perkembangan dan
Keberadaan Pasar Senggol Parepare
Pasar Senggol merupakan pasar tradisional di Kota Parepare,
dibawah naungan Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Parepare. Dinamakan demikian karena hampir setiap hari Pasar Malam Senggol dipadati pengunjung,
bahkan seakan tidak ada celah untuk bergerak sehingga pengunjung saling
bersenggolan. Pasar
Senggol merupakan tempat belanja yang sangat digemari karena setiap
malam dipadati pengunjung, baik dari Pare-Pare maupun dari luar daerah seperti Kabupaten Pinrang, Barru, Sidrap, Soppeng, dan bahkan dari Kota Makassar. Mereka sengaja datang ke pasar ini
untuk membeli berbagai keperluan sehari-hari, terutama kebutuhan sandang
seperti sepatu, kaos kaki, celana, ikat pinggang, baju, jaket, jas, selimut,
tas, dompet, bahkan pakaian dalam dengan berbagai merek terkenal dari luar
negeri.
Namun, Anda jangan berharap bahwa semua pakaian yang
dijajakan para pedagang di pasar ini masih baru. Pasalnya, sebagian di antara
pakaian tersebut adalah pakaian bekas pakai atau dalam istilah masyarakat setempat
disebut dengan rombengan atau “Cakar” (Cap Karung atau Cappu Karawa, artinya pakaian yang sudah dipegang
atau dibongkar habis-habisan oleh para pembeli pada saat sedang memilih).
Letak
geografis Pasar Senggol adalah sebagai berikut :
1.
Sebelah Barat :
Teluk Parepare
2.
Sebelah Timur :
Mesjid Agung Parepare
3.
Sebelah Selatan :
Pelabuhan Nusantara
4.
Sebelah Utara :
Pelabuhan cappa Ujung
Tenaga kerja di Pasar Senggol dapat diklasifikasi sebagai
berikut :
1. Tenaga Honorer : 21 orang
2. PNS (Pengelola) : 8 orang
3. Staf Adm. Sukarela : 5 orang
4. Satpam : 4 orang
5. Petugas kebersihan : 5 orang
Pasar Senggol tidak memiliki
kantor sendiri, pasar ini bernaung bersama UPTD Pengelola Pasar Lakessi,
sehingga kita dapat menemui staf pengelola pasar dikantor UPTD Pasar Lakessi.
Fasilitas yang dimiliki Pasar Senggol dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Area parkir
: 5 buah (Gambar 1)
2. TPS : 1 buah (Gambar 2)
Dengan keberdaan
Pasar Senggol ini pihak pengelola pun berharap Pemkot Parepare dapat memberikan perhatian
yang lebih terhadap lingkungan di seputar Pasar
Senggol, yang bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak pengelola, seperti jalan dan kios-kios di
luar area Pasar malam Senggol. Pemerintah Kota Parepare bisa lebih peduli
khususnya untuk ketertiban jalan dan arus lalu lintas di seputar Pasar Senggol
Parepare. Sehingga Pasar ini dapat berkonstribusi bagi ekonomi kota Parepare
baik secara seoial dan ekonomi.
BAB III
DAMPAK PEMBANGUNAN
PASAR SENGGOL PAREPARE
A.
Dampak Positif
Berikut ini dampak positif dari pembangunan Pasar Senggol
yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kota Parepare pada tahap operasional
adalah sebagai berikut :
1.
Kesempatan Kerja
Dengan adanya Pasar Senggol memberikan kesempatan kerja
bagi sebagian masyarakat seperti
buruh pasar (Gambar 3), tukang becak (Gambar 4), pelayan rumah
makan (Gambar 5), tukang parkir (Gambar 6), pedagang kaki lima (Gambar 7), dan odong-odong (Gambar 8).
2.
Tingkat
Pendapatan
Meningkatkan
pendapatan bagi warga masyarakat seperti pemilik rumah makan, pedagang dan warga di Pasar Senggol karena pengunjung yang tidak sempat
berbelanja di Pasar Tradisional berbelanja di Pasar Senggol, sehingga menambah
volume warga yang berbelanja. Dengan adanya Pasar Senggol juga dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah Kota Parepare melalui pajak distribusi daerah sebesar Rp 3.000,00 per
dagangan.
3.
Kesempatan
Berusaha
Dengan adanya pembangunan Pasar
Malam Senggol, masyarakat mendapatkan kesempatan untuk memiliki peluang membuka
usaha seperti warung makan (Gambar 9), penjual pakaian (Gambar 10), penjual tas (Gambar 11), penjual sepatu (Gambar 12), penjual cakar (Gambar
13) dan peluang usaha
bagi pedagang lainnya. Adapun
klasifikasinya sebagai berikut:
Tabel Klasifikasi Pedagang Pasar Senggol Parepare
JENIS JUALAN
|
JUMLAH PEDAGANG
|
|
1
|
JILBAB
|
1
|
2
|
PAKAIAN JADI
|
146
|
3
|
AKSESORIS
|
17
|
4
|
SANDAL /
SEPATU
|
51
|
5
|
CAKAR
|
81
|
6
|
KOSMETIK
|
13
|
7
|
ELEKTRONIK
|
2
|
8
|
DOMPET
|
5
|
9
|
KASET CD
|
8
|
10
|
MAINAN
|
6
|
11
|
ARLOJI
|
4
|
12
|
BUKU
|
1
|
13
|
PARFUM
|
1
|
14
|
KACAMATA
|
1
|
15
|
TAS
|
26
|
16
|
BONEKA
|
1
|
17
|
KAOS KAKI
|
3
|
18
|
KUE
|
4
|
19
|
IKAT PINGGANG
|
1
|
20
|
TAHU / TEMPE
|
1
|
21
|
PECEL
|
2
|
22
|
KELAPA
|
2
|
23
|
AYAM
|
2
|
24
|
IKAN
|
58
|
25
|
SAYUR-SAYURAN
|
23
|
26
|
BUAH-BUAHAN
|
8
|
27
|
CAMPURAN
|
21
|
28
|
PECAH BELAH
|
1
|
29
|
TELUR
|
6
|
30
|
TOPI
|
2
|
|
JUMLAH
|
498
|
Sumber : Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Parepare
1.
Sosial
Budaya
Dalam transaksi jual beli antara
masyarakat luar daerah dengan masyarakat lokal, dapat menciptakan hubungan silaturrahmi yang baik dan budaya
masyarakat khususnya di Kota Parepare lebih dikenal masyarakat luar.
A.
Dampak
Negatif
1.
Dampak
Negatif Fisik dan Kimia
a.
Penurunan
Kualitas Air
Adanya limbah hasil dari kegiatan pasar dapat menimbulkan menurunnya kualitas air atau mengakibatkan
terjadinya pencemaran terhadap teluk Parepare yang berbatasan langsung dengan Pasar Senggol (Gambar
14). Sisi negatif dari pencemaran pada teluk Parepare tidak hanya mengotori
lingkungan teluk tapi juga menimbulkan kerusakan lingkungan teluk.
b.
Pencemaran
Udara
Tumpukan limbah sayuran yang sudah membusuk sangat
mengganggu karena menimbulkan bau yang tidak sedap (Gambar 15). Sisi negatif dari bau yang tidak sedap tersebut
dapat mengganggu aktivitas jual beli dan mengganggu warga yang tinggal dekat
dengan limbah tersebut.
a.
Polusi
Suara (Kebisingan)
Kendaraan yang keluar dan masuk seputar Pasar Senggol dapat menimbulkan kebisingan serta suara yang ditimbulkan pedagang CD (Gambar 16) juga
menambah volume suara sekitar Pasar Senggol. Namun hal ini tidak menimbulkan
keresahan sebagian orang, tetapi tidak sedikit masyarakat yang merasa terganggu akibat kebisingan tersebut karena dapat mengganggu
waktu istirahat pada malam hari warga sekitar
lokasi.
1.
Dampak
Negatif Biologi
Limbah sayuran
yang berada di area pasar dapat memacu pertumbuh bakteri dan serangga seperti
lalat, kecoa, semut, dan lain-lain. Pertumbuhan hewan pengerat juga semakin
meningkat seperti tikus.
2.
Dampak
Negatif Sosial
Tidak
sedikit pedagang di Pasar Senggol berasal dari luar daerah yang menjajakan
dagangan mereka seperti penjual ikan dari Ujung Lero dan penjual ayam ada yang
berasal dari Kabupaten Pinrang. Hal ini dapat mengakibatkan sisi negatif
seperti kecemburuan sosial sebab pemanfaatan tenaga kerja di luar wilayah
sekitar pasar.
3.
Dampak Negatif Ekonomi
Tidak sedikit pedagang di Pasar senggol menjual dagangan mereka dengan cara
obral (Gambar 17), sehingga harga dagangannya lebih murah dibanding harga di
Pasar Tradisional. Pedagang yang dimaksud seperti pedagang sepatu karet, jika
dibandingkan di Pasar Senggol harga 1 pasang sepatu karet Rp.18.000,00 sedangkan
di Pasar Tradisional Rp.20.000,00. Sehingga warga lebih senang berbelanja di
Pasar senggol dan hal ini mengakibatkan omset pendapatan pedagang Pasar
Tradisional menurun.
4. Dampak Negatif Budaya
Dampak yang terjadi
akan mencakup penurunan kesehatan masyarakat, persepsi negatif masyarakat
tentang Pasar Senggol karena bau yang tidak sedap, dan lalat.
BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
A.
Instansi Terkait
Dalam Pembangunan Pasar Senggol
Lembaga dan
badan-badan utama yang terkait dengan tanggung jawab pembangunan Pasar Senggol yaitu :
1.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang berperan dalam distribusi pedagang dan
jenis dagangannya.
2.
Dinas kebersihan yang berperan penting
dalam hal menjaga kebersihan Pasar Senggol.
3.
Dinas Perhubungan yang berperan
penting dalam pengelolaan transportasi pedagang dan distribusi
barang dagangan baik pedagang setempat maupun pedagang dari luar daerah.
4.
Kesatuan Polisi Lalu Lintas Kota Parepare
yang berperan dalam menjaga ketertiban pengendara di seputar Pasar Senggol.
5.
Dinas Kesehatan yang berperan dalam razia
terhadap
kelayakan barang dagangan tertentu yang diperjual belikan.
6.
Dinas Perbankkan yang berperan dalam
menyediakan saranan ATM kepada nasabahnya 24 jam.
7.
Dinas Tata Kota yang berperan dalam
penataan area pasar.
B.
Upaya Pengelolaan Dampak
Lingkungan
1.
Pengelolaan Dampak Fisik dan
Kimia
a.
Pengelolaan Kualitas Air
Upaya
pengelolaan yang dilakukan adalah dengan melakukan pembersihan pasar secara
rutin oleh petugas kebersihan dan penyediaan tempat sampah sementara (TPS) dan pembersihan sampah-sampah plastik di
Teluk Parepare sekitar Pasar.
b.
Pengelolaan Pencemaran Udara
Limbah yang ada di
area Pasar Senggol sangat mengganggu karena menimbulkan bau yang tidak sedap.
Maka bentuk pengelolaan yang dilakukan adalah menyediakan tempat sampah yang
tertutup untuk mengurangi bau yang ditimbulkan sebelum sampah itu diangkut oleh
petugas kebersihan pasar.
c.
Pengelolaan Polusi Suara
(Kebisingan)
Pengelolaan yang dilakukan adalah dengan
pengujian kelayakan kendaraan bermotor oleh Polisi
Lalu Lintas (Gambar 18) agar menjamin keselamatan, pencemaran udara dan juga kebisingan pada saat beroperasi.
Kemudian pengelola pasar menyediakan tempat parkir khusus kendaraan yang beroperasi di pasar dan
memperbaiki fasilitas jalan, agar aktivitas lalu
lintas menjadi lancar.
2.
Pengelolaan Dampak Biologi
Pengelolaan
yang dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan dan kesadaran dibidang
pengelolaan limbah dan sampah. Serta dampak negatif yang akan ditimbulkan dari
limbah tersebut apabila tidak dikelola dengan baik. Sehingga sampah-sampah non-organik pedagang mereka kumpulkan di kantongan
plastik agar tidak berseraka selama pasar beroperasi.
3.
Pengelolaan Dampak Kualitas Sosial
Pengelolaan dampak pada kesempatan kerja dan peningkatan
pendapatan. Upaya pengelolaan
yang dilakukan adalah memprioritaskan tenaga kerja lokal/ masyarakat sekitar
lokasi sesuai kebutuhan, pembinaan dan penataan warung disekitar lokasi
bekerjasama dengan Kelurahan setempat.
4.
Pengelolaan Dampak Kualitas Ekonomi
Pengelolaan
yang dilakukan adalah melakukan kesepakatan harga barang di Pasar Senggol,
sehingga harga dapat seimbang dengan harga di pasar tradisional.
5.
Pengelolaan Dampak Kualitas Budaya
a. Kenyamanan Hidup Masyarakat Sekitar
Area Pasar
Upaya pengelolaan dengan cara menyediakan
tempat sampah untuk mengantisipasi penurunan kualitas air dan memperkecil
dampak penyebaran bau akibat aktifitas pasar.
b.
Pengelolaan
Dampak Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat dipengaruhi oleh
aktifitas pasar. Upaya pengelolan yang dilakukan sehubungan dengan persepsi masyarakat adalah memberi penjelasan pada
masyarakat tentang aktifitas yang berkaitan dengan manfaat yang didapat
masyarakat, memberikan penjelasan pada masyarakat tentang mekanisme pengaduan
apabila terjadi gangguan pada masyarakat dan peningkatan bina lingkungan.
c.
Pengelolaan
Dampak Kesehatan Masyarakat
Upaya pengelolaan
yang dilakukan adalah pengelolan dampak terhadap lingkungan sekitar,
peningkatan bina lingkungan, melakukan pemeriksaan dan pengobatan dengan segera
jika timbul penyakit dan terjadi kecelakaan akibat aktifitas pasar. Dan dilakukan razia terhadap
kelayakan barang dagangan tertentu oleh petugas kesehatan, namun hal ini tidak
rutin dilakukan.
A.
Upaya Pemantauan Lingkungan
1.
Pemantauan Dampak Fisik dan
Biologis
a.
Pemantauan Kualitas Air
Metode pemantauan
lingkungan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap saluran air atau got dan air laut sekitar pasar.
b.
Pemantauan Kualitas Udara
Metode pemantauan
lingkungan yang digunakan adalah melakukan pengukuran langsung terhadap
kualitas udara di lapangan kemudian dianalisis di laboratorium.
c.
Pemantauan Polusi Suara
(kebisingan)
Metode pemantuan
lingkungan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan langsung terhadap
kendaraan-kendaraan yang dapat menjadi sumber peningkatan kebisingan dan pengaturan volume kendaraan di setiap jalur seputar Pasar Senggol oleh
Kesatuan Polisi Lalu Lintas.
2.
Dampak Biologi
Metode pemantauan
lingkungan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan langsung terhadap pengelolaan khususnya yang dilakukan pedagang seperti sampah- sampah yang
dikumpulkan selama berjualan, sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri, lalat
dan spesies – spesies yang dapat menimbulkan dampak biologis.
3.
Pemantauan Kualitas Sosial
Metode
pemantauan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan terhadap pedagang
yang diperuntukkan untuk melakukan usaha di pasar.
4.
Pemantauan Kualitas Ekonomi
Metode
pemantauan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan terhadap harga barang
sebagian pedagang dimana dilakukan kesepakatan harga sehingga harga dapat
seimbang dengan harga di pasar tradisional.
5.
Pemantauan Kualitas Budaya
Metode pemantauan lingkungan yang
dilakukan dengan mengukur kesadaran dan penilaian masyarakat tentang keberadaan
Pasar Senggol.
Tidak ada komentar: